Saat Nabi Muhammad SAW hidup, tidak ada satu orang pun yang pernah
melukis wajah beliau dan memfoto beliau. Ini adalah salah satu alasan adanya
larangan bagi manusia di dunia untuk melukis wajah Rasulullah SAW. Alasan lain
dari larangan ini adalah supaya tidak sampai terjadi penyembahan terhadap
berhala (berhalaisme) yaitu lukisan orang-orang sholeh. Meskipun pembuatan
lukisan tersebut digunakan hanya untuk mengenang kesholehan beliau, namun
ditakutkan pada suatu generasi selanjutnya yang tidak mengerti maksud dari
generasi sebelumnya akan membuat gambar-gambar kemudian syaitan akan menggoda
mereka agar menyembah gambar-gambar tersebut. Selain itu, penggambaran diri
Rasulullah SAW juga akan membuka peluang untuk perbuatan penistaan terhadap
pribadi beliau. Sebagaimana seseorang yang benci kepada orang lain, namun
karena tidak mampu melampiaskan kebenciannya secara langsung, mereka membuat
penistaan terhadap gambar atau foto orang yang dia benci. Dapat diludahi,
diinjak-injak, disobek, dibakar atau dibuat karikatur yang bernuansa pelecehan,
dan sebagainya. Seperti yang pernah terjadi dulu yaitu menyebarkan karikatur
Rasulullah SAW melalui internet.
Rasulullah SAW mencela kelakuan orang-orang ahli kitab yang
mengkultuskan orang-orang sholeh dengan membuat gambar-gambarnya agar dikagumi
lalu dipuja. Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kalian
menyanjungku berlebihan sebagaimana orang-orang Nasrani menyanjung Putera
Maryam, karena aku hanya hambaNya dan rasul utusanNya.” (HR. Ahmad dan Al
Bukhori).
Itulah sebab utama kenapa umat Islam melarang melukis Rasulullah
SAW. Dengan tidak dilukiskannya gambar Rasulullah SAW, maka tidak mungkin orang
kafir mampu membuat gambaran wajah Rasulullah SAW karena hanya orang yang benar
imannya saja yang bisa melihat wajah Rasulullah SAW. Dalam hadits, Rasulullah
SAW bersabda: “Barang siapa melihatku di dalam mimpinya, sesungguhnya dia
benar-benar melihatku, karena syaitan tidak mungkin menyerupai bentukku.” (HR.
Ahmad, Al Bukhari, Abu Dawud Ibnu Majah dan Ahmad). Dan dalam salah satu
riwayat Al Bukhari ada tambahan yaitu: “ Dan mimpi seorang mu’min adalah
seperempat puluh enam bagian dari kenabian.”
Bila demikian keadaannya maka tidak mungkin seorang fasiq apalagi
kafir bisa tahu wajah Rasulullah SAW. Andai mereka bermimpi suatu sosok manusia
yang mengaku-aku sebagai Nabi Muhammad saw maka dapat dipastikan bahwa sosok
itu adalah syaitan. Cara kita mengetahui sosok yang mengaku Rasulullah SAW di
dalam mimpi kita asli adalah dengan dicocokkan dengan hadits-hadits yang
bertutur tentang ciri-ciri Rasulullah SAW. Keharaman melukis nabi Muhammad SAW
dan nabi-nabi yang lain adalah mengingat tidak ada seorang pun manusia yang
hidup di zaman ini yang pernah melihat wajah nabi Muhammad SAW dan juga nabi
lainnya. Dari mana lukisan nabi itu didapat, kalau bukan dari hayal dan
imajinasi. Hayal dan imajinasi pada hakikatnya adalah kebohongan, meski niatnya
mungkin baik. Jadi haramnya menggambar wajah seorang nabi, bukan semata-mata
karena ditakutkan bahwa gambar akan menghina nabi, melainkan masalah keaslian
dan kejujuran gambar itu sendiri.
Pertanyaan:
1.
Jika
para sahabat Rasulullah SAW selama hidupnya sudah pernah melihat Rasulullah,
seperti Abu Bakar Sidiq, kemudian Abu Bakar dapat selalu membayangkan wajah
Rasulullah dimanapun dan kapanpun dan dalam keadaan apapun, maka bagaimana
dengan umat Islan di dunia pada zaman sekarang ini yang belum pernah melihat atau
bertemu dengan Rasulullah???
2.
Jika
ada salah satu orang muslim di dunia yang bertemu dengan Rasulullah melalui
mimpinya, apakah tidak dikhawatirkan akan muncul gambar Rasulullah ke permukaan
sehingga membuat apa yang kita khawatirkan dalam uraian di atas akan
benar-benar terjadi???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar