Jumat, 30 November 2012

MEMANDANG WAJAH RASULULLAH MELALUI MIMPI Dan LARANGAN MENGGAMBAR RASULULLAH


Saat Nabi Muhammad SAW hidup, tidak ada satu orang pun yang pernah melukis wajah beliau dan memfoto beliau. Ini adalah salah satu alasan adanya larangan bagi manusia di dunia untuk melukis wajah Rasulullah SAW. Alasan lain dari larangan ini adalah supaya tidak sampai terjadi penyembahan terhadap berhala (berhalaisme) yaitu lukisan orang-orang sholeh. Meskipun pembuatan lukisan tersebut digunakan hanya untuk mengenang kesholehan beliau, namun ditakutkan pada suatu generasi selanjutnya yang tidak mengerti maksud dari generasi sebelumnya akan membuat gambar-gambar kemudian syaitan akan menggoda mereka agar menyembah gambar-gambar tersebut. Selain itu, penggambaran diri Rasulullah SAW juga akan membuka peluang untuk perbuatan penistaan terhadap pribadi beliau. Sebagaimana seseorang yang benci kepada orang lain, namun karena tidak mampu melampiaskan kebenciannya secara langsung, mereka membuat penistaan terhadap gambar atau foto orang yang dia benci. Dapat diludahi, diinjak-injak, disobek, dibakar atau dibuat karikatur yang bernuansa pelecehan, dan sebagainya. Seperti yang pernah terjadi dulu yaitu menyebarkan karikatur Rasulullah SAW melalui internet.
Rasulullah SAW mencela kelakuan orang-orang ahli kitab yang mengkultuskan orang-orang sholeh dengan membuat gambar-gambarnya agar dikagumi lalu dipuja. Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kalian menyanjungku berlebihan sebagaimana orang-orang Nasrani menyanjung Putera Maryam, karena aku hanya hambaNya dan rasul utusanNya.” (HR. Ahmad dan Al Bukhori).
Itulah sebab utama kenapa umat Islam melarang melukis Rasulullah SAW. Dengan tidak dilukiskannya gambar Rasulullah SAW, maka tidak mungkin orang kafir mampu membuat gambaran wajah Rasulullah SAW karena hanya orang yang benar imannya saja yang bisa melihat wajah Rasulullah SAW. Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa melihatku di dalam mimpinya, sesungguhnya dia benar-benar melihatku, karena syaitan tidak mungkin menyerupai bentukku.” (HR. Ahmad, Al Bukhari, Abu Dawud Ibnu Majah dan Ahmad). Dan dalam salah satu riwayat Al Bukhari ada tambahan yaitu: “ Dan mimpi seorang mu’min adalah seperempat puluh enam bagian dari kenabian.”
Bila demikian keadaannya maka tidak mungkin seorang fasiq apalagi kafir bisa tahu wajah Rasulullah SAW. Andai mereka bermimpi suatu sosok manusia yang mengaku-aku sebagai Nabi Muhammad saw maka dapat dipastikan bahwa sosok itu adalah syaitan. Cara kita mengetahui sosok yang mengaku Rasulullah SAW di dalam mimpi kita asli adalah dengan dicocokkan dengan hadits-hadits yang bertutur tentang ciri-ciri Rasulullah SAW. Keharaman melukis nabi Muhammad SAW dan nabi-nabi yang lain adalah mengingat tidak ada seorang pun manusia yang hidup di zaman ini yang pernah melihat wajah nabi Muhammad SAW dan juga nabi lainnya. Dari mana lukisan nabi itu didapat, kalau bukan dari hayal dan imajinasi. Hayal dan imajinasi pada hakikatnya adalah kebohongan, meski niatnya mungkin baik. Jadi haramnya menggambar wajah seorang nabi, bukan semata-mata karena ditakutkan bahwa gambar akan menghina nabi, melainkan masalah keaslian dan kejujuran gambar itu sendiri.

Pertanyaan:
1.      Jika para sahabat Rasulullah SAW selama hidupnya sudah pernah melihat Rasulullah, seperti Abu Bakar Sidiq, kemudian Abu Bakar dapat selalu membayangkan wajah Rasulullah dimanapun dan kapanpun dan dalam keadaan apapun, maka bagaimana dengan umat Islan di dunia pada zaman sekarang ini yang belum pernah melihat atau bertemu dengan Rasulullah???

2.      Jika ada salah satu orang muslim di dunia yang bertemu dengan Rasulullah melalui mimpinya, apakah tidak dikhawatirkan akan muncul gambar Rasulullah ke permukaan sehingga membuat apa yang kita khawatirkan dalam uraian di atas akan benar-benar terjadi???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar