MATEMATIKA
MEMBANGUN KEHIDUPAN
Narasumber :
Ranisa Junita
Penanya :
Yhasinta Agustyarini
1. Apakah
perbedaan dari matematika formal, matematika logis, matematika sekolah,
matematika vertikal, matematika horizontal?
Matematika formal merupakan
matematika yang prosedural dan terstruktur, matematika logis merupakan
matematika yang mengajari cara berpikir yang dapat dipertanggungjawabkan,
matematika sekolah ilmu matematika berhitung.
Komentar:
Menurut saya matematika formal,
matematika logis, dan matematika vertikal adalah matematika yang mempunyai
karakteristik yang sesuai yang dikemukakan oleh Prof. Soedjadi. Sedangkan
matematika horisontal sama dengan matematika sekolah yaitu matematika yang terlibat
langsung dengan dunia anak-anak yang hakekatnya adalah menemukan pola,
investigasi, komunikasi dan memecahkan masalah. Dan matematika sekolah inilah
yang baik diterapkan dalam kurikulum sekolah.
2. Bagaimana
pendapat anda mengenai karakteristik matematika yang dikemukakan Prof. Soedjadi
Jika dikaitkan dengan matematika sekolah?
Karakteristik matematika yang
diungkapkan proffesor Soedjadi mengisyaratkan kesenjangan matematika bagi
anak-anak yang diterapkan disekolah menjadi jauh dari realistik dan
keserhanaan. Matematika terkesan sulit dan rumit sehingga banyak kesan
matematika itu mata pelajaran yang membuat beban bagi siswa/i sehingga membawa
matematika ke realistik menjadi tugas pendidik sehingga stigma seperti itu
dikurangi dan membuatnya menjadi lebih menyenangkan karena matematika itu
kesempatan. Kesempatan untuk berpikir logis, dan menyusun pikiran-pikiran
menjadi lebih terstuktur, dan sederhana.
Komentar:
Saya sangat sependapat dengan anda.
Menurut saya karakteristik matematika sekolah yang dikemukakan oleh Prof.
Soedjadi akan menjadikan matematika sulit diterapkan di sekolah dasar. Seharusnya
matematika dapat diajarkan secara konkret kepada siswa SD karena anak masih
berada dalam tahap operasi formal. Namun dalam karakteristik yang dikemukakan
Prof. Soedjadi ada yang menyatakan bahwa matematika itu abstrak dan penuh
dengan simbol-simbol.
3. Bagaimana
pandangan anda mengenai kebijakan kurikulum matematika yang ditetapkan di sekolah
di Indonesia?
Perbedaan yang pernah saya lihat,
matematika di Indonesia yang diterapkan bagaimana ilmu itu luas, matematika
sekolah mengajari ilmu matematika harus dicapai pada standar yang tinggi dengan
prosedur dan langkah-langkah. Sehingga mencetak cara berpikir yang terstruktur.
Kalau ilmu matematika yang pernah saya lihat selain di indonesia (khususnya di
singapura setara kelas VI SD) materi matematika yang diberikan tidak setinggi
standar indonesia tetapi bagaimana cara pemecahan masalah yang dilatih disana.
Sehingga matematika yang sederhana terlihat disana.
Komentar:
Saya sangat
setuju dengan pendapat anda, kesederhanaan dan kebermaknaan adalah yang paling penting dalam suatu pembelajaran. Kebijakan mengenai kurikulum
matematika di Indonesia menurut saya masih belum sesuai dengan kehidupan siswa
apalagi siswa Sekolah Dasar. Siswa Sekolah Dasar yang masih berada pada tahap
operasi konkret harus diajarkan dengan matematika dengan keabstrakannya
sehingga anak merasa kesulitan dan banyak siswa yang memandang matematika
sebagai mata pelajaran yang paling sulit. Padahal jika kurikulum matematika
sekolah apalagi di SD disesuaikan dengan kehidupan siswa, maka matematika akan
dianggap sebagai mata pelajaran yang menyenangkan dan bukan momok lagi bagi
siswa di Indonesia.
4. Apakah
pengalaman bisa membangun intuisi? dan jika iya bagaimana pengalaman tersebut
membangun intuisi?
Menurut saya, pengalaman bisa
membangun intuisi. Pengalaman merupakan proses kejadian yang langsung diterima
oleh seseorang. Sehingga seseorang tersebut langsung merasakan bagaimana suatu
kejadian itu terjadi. Tidak hanya pikirannya yang berkerja memaknai setiap
proses pengalaman itu tetapi hatinya juga secara langsung menilai. Respon hati
ini yang saya maksud sebagai hati nurani dimana intuisi bekerja disana. Melalui
pengalaman yang terus berulang dan dilatih berarti kita melatih bagaimana
intuisi dibangun dan bekerja.
Komentar:
Meskipun suatu intuisi tidak
didasari oleh suatu apapun, tetapi pengalaman sangat berpengaruh terhadap
intuisi seseorang. Pengalaman akan terekam di dalam pikiran, dan secara tidak
sadar, dalam menggunakan intuisinya manusia pasti melibatkan pengalaman
tersebut.
5. Jika
melalui agama adalah cara mencari jawaban yang tepat dalam suatu pertanyaan
yang membingungkan, bagaimana jika didalam mencari jawaban tersebut terjadi penafsiran
yang berbeda-beda mengenai agama sendiri?
Pertama, beristiqfar
astagfirullahhalazim
Keyakinan dan kepercayaan kepaNya
yang membuat kita bisa ikhlas dalam menjalani setiap kebingungan, jawaban itu
tidak akan dapat terlihat jika hatinya sendiri masih “abu-abu” kepasrahan yang
membuat penafsiran yang berbeda menjadi ada benang merah sendiri. Sehingga
keyakinan kita hanya ada satu diantara beragam kebingungan yang menjadi jodoh
dalam kebingungan. Jodoh rezkinya, jodoh rahmarnya, jodoh pengalamannya, dan
berbagai macam kebingungan yang ditampilkan Tuhan kepada kita makhlukNya.
Komentar:
Saya sering mengalami dan sering
bertanya mengenai suatu yang berhubungan dengan spiritual atau hati. Dan usaha
yang saya lakukan dalam menjawab kebingungan saya adalah bertanya kepada sang
ahli, namun ketika bertanya kepada yang ahli pun terkadang juga mendapatkan
penafsiran yang berbeda-beda dan langkah terakhir saya adalah mencari petunjuk
langsung kepada Allah dan saya memutuskan sesuai hati saya.
6. Dalam
budaya jawa terdapat primbon, bagaimana dengan kepercayaan kita terhadap
primbon yang kebanyakan tidak sesuai dengan agama? Sedangkan keluarga sesepuh
di keluarga saya masih menganut budaya itu?
Pandangan saya mengenai primbon,
suatu budaya yang merupakan pemikiran orang zaman dahulu. Orang zaman dahulu
terhadap pengalamannya, lingkungannya, kepercayaannya, intuisinya, dan
keyakinannya. Yang dimuat untuk para generasinya, dan betapa orang zaman dahulu
memikirkan bagaimana generasinya. saya mengahargai bagaimana pemikiran dan
intuisi tertuang disana. Tetapi mengenai kebenaran dan ketidakbenarannya atau
sesuai dan ketidaksesuainya terhadap agama. Saya memilih bagaimana agama
mengajarkan saya untuk melihat yang benar dan salah. Jika itu salah maka akan
salah, jika itu tidak sesuai maka itu tidak sesuai. Saya tidak mengikuti
bagaimana isinya tetapi bagaimana nasehat terdapat didalamnya dari para
orangtua dan kesesuaianya terahadap apa kepercayaan dan keyakinana yang saya
anut. sebagaimana nasehat orang tua yang saya pikirkan dan serahkan pada
kebenaran agama.
Komentar:
Primbon merupakan kebudayaan bangsa
Indonesia yang harus tetap kita jaga. Dan kebudayaan inilah yang menjadikan
bangsa Indonesia menjadi kaya yaitu kaya dengan kebudayaananya sehingga banyak
bangsa lain yang iri dengan bangsa kita. Namun, saya sangat tidak setuju dengan
adanya primbon jika primbon digunakan sebagai suatu alasan bagi seseorang untuk
tidak melakukan ini dan itu karena jika alasan itu berdasarkan pada primbon,
maka hal itu sama dengan menyekutukan Allah.
7. Bagaimana
pandangan anda tentang suatu filsafat mengenai metafisik?
Apa yang ada didunia ini merupakan
ada dan mungkin ada. Kita percaya ada hal-hal yang ikut hidup bersama kita,
yang tak dapat dilihat dan diraba tetapi hati kita percaya itu ada. Hal ini
mengajari saya bagaimana kita tidak sembrono dalam bertindak, berkata, dan
melakukan segala aktifitas. Semuanya punya aturan yaitu mengahargai apa yang
ada dan mungkin ada tersebut agar kehidupan kita harmoni dan pada dasarnya ini
norma yang ada diantara kita.
Komentar:
Pandangan saya terhadap filsafat
mengenai metafisik sangat baik dan setuju sekali karena di dalamnya adalah mencari
sumber-sumber dari segala realitas yang ada di dunia. Namun, ada yang membuat
saya tidak setuju yaitu mengenai pencarian jawaban terhadap pertanyaan apakah
tuhan ada? dan banyak kalangan dari metafisik yang menganggap bahwa peristiwa
kesurupan disebabkan adanya frekuensi gelombang yang tidak sama antara dalam
diri manusia dengan luar diri manusia. Sedangkan menurut pandangan saya itu
disebabkan oleh suatu arwah atau makhluk ghaib yang hanya kita terima lewat
spiritual kita.
8. Apakah
matematika berperan penting dalam spiritual anda?
Perannya, pikiran kritis dan
struktural yang membangun cara berpikir saya diletakkan dibawah hati saya yang
memimpin. Pikiran kritis dan struktural yang dibangun melalui matematika justru
membuat saya merasa lebih kecil dari kesuluruhan struktural yang mungkin ada,
betapa lemahnya pikiran kritis itu tanpa hati yang tenang. Akan sangat liar
pikiran kritis itu kalau hati menjadi kacau (tidak ada tuntunan). Matematika
mengajari saya ada nilai takterhingga artinya ada begitu banyak tak terhingga
ilmu sehingga belajar dan terus berikhtiar, ada istilah tak tentu artinya
kebenaran dapat berubah bergantung ruang dan waktu sehingga jangan menyepelekan
hal-hal kecil pertahankan dengan usaha, ada asimtot artinya kita tak mungkin
mencapai titik capainya dan yang ada menggapainya, ada batas atas dan batas
bawah kehidupan ini serba ada norma dan aturan agama yang berlaku didalamnya,
dan lain-lain
Komentar:
Saya sependapat dengan anda, bahwa
dalam matematika kita mempelajari apa arti tidak terhingga, dan hal ini sangat
memberikan manfaat pada spiritual saya mengenai kekuasaan Allah yang sangat
besar dan tak terbatas, dan ibadah kita kepada Allah yang jumlahnya harus
mencapai tak terhingga. Selain itu, dalam spiritual kita Allah hanya ada satu,
tidak ada Tuhan selain Allah.
9. Bagaimana
pandangan anda mengenai UNAS di negara kita khususnya pada mata pelajaran
matematika?
UNAS atau Ujian Akhir Sekolah. Saya
setuju diadakan dengan alasan setiap yang hendak mencapai istilah lulus harus
mencapai ujian dimana mental dan ilmu diuji. Mental membawa beban bagaimana
tanggungjawabnya terhadap kejujuran jawaban yang diberikan. Dengan standar soal
matematika yang pernah saya lihat untuk UNAS baik SMP maupun SMA saya pikir semua
anak bisa menjawabnya sebab soalnya sangat mudah dibanding indikator
sehari-hari dikelas tetapi karena mental telah menguasai ketika UNAS
berlangsung sebagian alasan ketidaklulusan karena matematika. sungguh miris
mendengarnya.
Komentar:
Kebijakan
pemerintah mengenai UNAS dalam kurikulum sekolah memang baik yaitu untuk mengukur dan mengintrospeksi pendidikan di negara kita dengan negara lain.
Selain itu, UNAS juga dapat melihat kemampuan seluruh siswa di Indonesia secara
nasional maupun internasional. Namun, soal-soal UNAS yang diberikan terkadang
tidak sesuai dengan pengalaman hidup siswa dan pembelajaran yang telah
dilakukan, dan hal itu terkadang menjadi tidak bermakna bagi siswa. Dan menurut
saya, penilaian yang berarti adalah jika siswa dinilai oleh guru yang mengajar
mereka karena gurulah yang mengetahui bagaimana kondisi siswa tersebut. Bukan
hanya itu saja, banyak para pejabat tinggi dan oknum-oknum ataupun orang lain
yang memanfaatkan UNAS sebagai ladang mencari uang secara tidak halal, dan
mencari kedudukan secara tidak baik. Itulah akibat dampak kebijakan pemerintah.
10. Para
filsuf-filsuf yang menyumbangkan pemikiran besar terhadap kehidupan ada yang
masih mencari jawaban tentang adanya Tuhan, bagaimana pandangan anda mengenai
hal tersebut?
Berarti para filsuf mempercayai
adanya Tuhan. Bagaiman mereka menaruh keberadaan Tuhan dihati mereka yang
membuat mereka bertanya. “Ada kah Tuhan itu?” dengan mempertanyakan keberadaan
Tuhan para filsuf percaya ada Tuhan yang mengatur dan menguasai seluruh alam
semesta ini. jauh lebih naik menanyakan adanya Tuhan itu dari pada menolak
pertanyaan itu karena jawaban itu ada dalam pertanyaan. Bagaimana jawaban yang
diperoleh, Rahmat Tuhan yang bekerja disana.
Komentar:
Pemikiran para filsuf sangat berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia.
Saya setuju dengan pemikiran para filsuf yang pemikirannya memberikan banyak
sumbangan pada kehidupan, namun jika tidak sesuai dengan hati saya, mungkin hal
tersebut yang sulit saya terima. Dan hal itu sering saya alami, bahwa ada
beberapa pemikiran para filsuf yang tidak sesuai dengan hati saya. Menurut
saya, suatu kepercayaan terhadap Tuhan adalah suatu keyakinan yang berhubungan
dengan hati, dan suatu yang berhubungan dengan keyakinan tidak akan pernah
boleh menimbulkan keraguan dalam hati. Dan kepercayaan terhadap sang pencipta
tidak bisa diragukan sehingga pencarian terhadap Tuhan tidak perlu dilakukan
karena kita percaya dan yakin bahwa Tuhan memang ada dan tidak perlu dicari.