Ilmu pengetahuan dapat diperoleh melalui suatu pengalaman hidup
manusia, yaitu melalui sebuah pertentangan yang terjadi dalam diri manusia.
Pertentangan yang terjadi dalam diri manusia dapat dikatakan sebagai suatu
masalah yang sedang dihadapinya. Manusia selalu dan selalu mempunyai
permasalahan dalam hidupnya, namun permasalahan tersebut pasti bisa dilaluinya
dengan suatu doa dan ikhtiar yang mungkin cukup maksimal. Dalam menyelesaikan
masalah atau pertentangan tersebut, manusia akan selalu menggunakan hati dan
akalnya bagaikan badan gitar dengan senarnya.
Badan gitar tidak akan dapat menghasilkan suara musik jika tidak ada
senar yang selalu menyertainya, begitu juga senar yang hanya akan menjadi
seutas tali saja jika tidak dipasangkan dengan badan gitar. Jika badan gitar
dan senar itu dimainkan oleh seorang gitaris yang profesional, maka terciptalah
suatu alunan musik yang sangat indah. Analogi ini juga bisa terjadi pada
individu manusia. Individu manusia adalah gitaris, akal adalah badan gitar, dan
hati adalah senar gitar tersebut. Jika dalam menyelesaikan masalah manusia
hanya menggunakan logika hati atau logika akal saja, maka penyelesaian atau
pemikiran manusia tersebut kemungkinan besar juga akan ditolak oleh manusia
lain. Sebaliknya, jika akal dan hati digunakan oleh individu manusia yang baik
maka akan menghasilkan suatu pemikiran yang baik pula.
Hati manusia yang dalam hal ini adalah qolbu digunakan untuk
membedakan mana yang baik dan buruk. Sedangkan akal digunakan untuk membedakan
mana yang benar dan salah. Hati dan akal sama-sama bisa digunakan untuk
melogika. Perbedaannya adalah akal digunakan untuk logika rasio sedangkan hati
digunakan untuk logika rasa. Logika akal dan logika hati tidak dapat
dipisahkan. Pemikiran yang hanya menggunakan akal tanpa hati maka kita akan
selalu berpikir benar dan salah saja tanpa memikirkan baik atau buruknya.
Sebaliknya hanya menggunakan logika hati saja maka kita hanya mempertimbangkan
baik dan buruknya saja tanpa memikirkan hal tersebut benar atau salah. Sama
seperti badan gitar dan senarnya. Badan gitar tetap bisa menghasilkan suara
musik jika dipukul dan senar juga bisa dibunyikan dengan cara direntangkan
kemudian dipetik. Namun musik yang akan dihasilkan tidak akan sebagus ketika
senar sudah terpasang di badan gitar, kemudian seorang gitaris profesional
memainkan alat musik tersebut. Jadi suatu pemikiran individu juga akan lebih
diterima dengan baik oleh banyak orang jika indinidu tersebut menggunakan akal
dan hati dalam memikirkan penyelesaian masalah yang sedang dihadapi, sehingga
hal yang baik harus benar sebaliknya yang benar juga harus baik.
Sebagai contoh dalam dunia pekerjaan atau pendidikan, manusia
dilengkapi dengan kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ). Dahulu
manusia lebih mengakui IQ yang dimilikinya sebagai alat yang bisa menggambarkan
dirinya sebagai makhluk yang cerdas. Seiring dengan perkembangan pengetahuan
dalam hal penelitian, IQ dan EQ sangat penting untuk keberhasilan seorang
individu. Meskipun dahulu, suatu lembaga atau manusia hanya mengakui kecerdasan
intelektual seseorang. Namun dengan adanya banyak penelitian tentang kecerdasan
manusia, IQ dan EQ adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan
manusia. Jadi, keduanya merupakan hal yang sangat penting untuk menggambarkan
diri manusia.
Jika
pemikiran atau logika hati dan logika akal tidak bisa dipisahkan, lalu apa yang
terjadi jika seorang individu hanya menyelesaikan masalah dengan logika hati
saja atau logika akal saja?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar