Orang Yunani
sangat percaya dongeng dan takhayul, tetapi lama kelamaan mereka mampu
membedakan mana yang riil dan ilusi, mereka mampu keluar dari mitologi dan mendapatkan
dasar pengetahuan ilmiah. Ini adalah titik awal manusia menggunakan rasio untuk
meneliti dan sekaligus mempertanyakan dirinya dan alam jagad raya. Karena
perhatiannya yang begitu besar pada alam maka lahirlah filosof alam. Beberapa faktor yang mendahului lahirnya filsafat di Yunani, yaitu
mitologi bangsa Yunani, kesusastraan Yunani, dan pengaruh ilmu pengetahuan. Kronologi
dan Periodesasi Filsafat Yunani yaitu:
1. Filosof Alam yang mengkaji tentang asal usul alam.
2.
Filosof Sofisme yang mengkaji tentang manusia
dan manusia adalah ukuran kebenaran.
3.
Filosof Yunani Klasik yang memadukan antara
filsafat alam dan filsafat manusia.
Pembagian filsafat Yunani ditinjau dari sejarah perkembangannya
antara lain: filsafat abad Yunani Kuno, pertengahan, modern dan kontemporer.
Berikut adalah beberapa filsuf dari abad ke abad.
v ABAD YUNANI KUNO
1.
THALES (624–625
SM)
Sebelum Thales, pemikiran Yunani dikuasai cara berpikir mitologis dalam menjelaskan segala sesuatu.
Pemikiran Thales dianggap sebagai kegiatan berfilsafat pertama
karena mencoba menjelaskan dunia dan gejala-gejalanya tanpa bersandar pada
mitos melainkan pada rasio manusia. Dia juga dikenal sebagai orang yang pertama
kali memikirkan tentang manusia dan alam semesta. Selain sebagai
filsuf, Thales juga dikenal sebagai ahli geometri, astronomi, dan politik.
Hasil Pemikiran
Ø Air Sebagai Prinsip Dasar segala Sesuatu
Thales menyatakan bahwa air adalah prinsip dasar segala sesuatu.
Air menjadi pangkal, pokok, dan dasar dari segala-galanya yang ada di alam
semesta. Selain itu, air adalah zat yang dapat berubah-ubah bentuk tanpa menjadi
berkurang. Ia juga mengemukakan pandangan bahwa bumi terletak di atas air dan dipandang
sebagai sesuatu keluar dari laut dan kemudian terapung-apung di atasnya.
Ø Pandangan Tentang Jiwa
Thales berpendapat bahwa segala sesuatu di jagad raya memiliki
jiwa. Jiwa tidak hanya terdapat di dalam benda hidup tetapi juga benda mati.
Argumentasi Thales didasarkan pada magnet yang dikatakan memiliki jiwa karena mampu menggerakkan besi.
Ø Teorema Thales
Teorema Thales dalam geometri berisi sebagai berikut:
Teorema Thales:
·
Sebuah lingkaran terbagi dua sama besar oleh
diameternya.
·
Sudut bagian dasar dari sebuah segitiga
samakaki adalah sama besar.
·
Jika ada dua garis lurus bersilangan, maka
besar kedua sudut saling berlawanan sama.
·
Sudut yang terdapat di dalam setengah lingkaran
adalah sudut siku-siku.
·
Sebuah segitiga terbentuk bila bagian dasarnya
serta sudut-sudut yang bersinggungan dengan bagian dasar tersebut telah
ditentukan.
Ø Pandangan Politik
Thales memberikan nasihat kepada orang-orang Ionia yang sedang
terancam oleh serangan dari Kerajaan Persia untuk membentuk pusat pemerintahan dan administrasi bersama di kota
Teos yang memiliki posisi sentral di seluruh Ionia. Di dalam sistem tersebut,
kota-kota lain di Ionia dapat dianggap seperti distrik dari keseluruhan sistem
pemerintahan Ionia. Dengan demikian, Ionia telah menjadi sebuah polis yang
bersatu dan tersentralisasi.
2.
PYTHAGORAS
(582 - 496 SM)
Pythagoras adalah matematikawan dan filsuf Yunani yang dikenal melalui teoremanya, dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan. Salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras.
Hasil
Pemikiran
Pythagoras
dan murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini berhubungan dengan matematika, dan merasa bahwa segalanya dapat diprediksikan dan diukur dalam siklus beritme. Ia percaya keindahan matematika disebabkan segala fenomena alam dapat dinyatakan dalam bilangan-bilangan atau perbandingan bilangan.
3.
SOCRATES
(470 - 399 SM)
Socrates lahir di Athena, dan merupakan generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar dari Yunani, yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles. Socrates adalah yang mengajar Plato, dan Plato pada gilirannya juga mengajar Aristoteles.
Peninggalan pemikiran Socrates yang paling penting adalah cara dia berfilsafat dengan mengejar satu definisi absolut atas satu permasalahan melalui satu dialektika. Cara ini menjadi pembuka jalan bagi para filsuf selanjutnya. Perubahan fokus filsafat dari memikirkan alam menjadi manusia juga merupakan jasa dari Sokrates. Manusia menjadi objek filsafat yang penting setelah sebelumnya dilupakan oleh para pemikir hakikat alam semesta. Pemikiran tentang manusia ini menjadi landasan perkembangan filsafat etika dan epistemologis. Sumbangsih Socrates yang penting adalah metode penyelidikannya, yang dikenal sebagai metode elenchos, yang banyak diterapkan untuk menguji konsep moral. Socrates juga dikenal sebagai bapak dan sumber etika atau filsafat moral, dan juga filsafat secara umum.
Peninggalan pemikiran Socrates yang paling penting adalah cara dia berfilsafat dengan mengejar satu definisi absolut atas satu permasalahan melalui satu dialektika. Cara ini menjadi pembuka jalan bagi para filsuf selanjutnya. Perubahan fokus filsafat dari memikirkan alam menjadi manusia juga merupakan jasa dari Sokrates. Manusia menjadi objek filsafat yang penting setelah sebelumnya dilupakan oleh para pemikir hakikat alam semesta. Pemikiran tentang manusia ini menjadi landasan perkembangan filsafat etika dan epistemologis. Sumbangsih Socrates yang penting adalah metode penyelidikannya, yang dikenal sebagai metode elenchos, yang banyak diterapkan untuk menguji konsep moral. Socrates juga dikenal sebagai bapak dan sumber etika atau filsafat moral, dan juga filsafat secara umum.
4.
DEMOKRITOS
(460 – 546 SM)
Demokritos
adalah seorang filsuf yang termasuk di dalam Mazhab Atomisme.
Demokritos mengembangkan pemikiran tentang atom.
Hasil PemikiranØ Tentang Atom
Ø Tentang Dunia
Ø Tentang Manusia
Ø Tentang Pengenalan
Ø Etika
Ø Negara
Hasil Pemikiran
Ø Tentang pengetahuan
Ø Tentang negara
Ø Tentang agama
Hasil Pemikiran
Ø Materialisme Historis
Demokritos
berpendapat bahwa atom adalah unsur-unsur yang membentuk realitas sehingga
realitas terdiri dari banyak unsur. Demokritos menganggap bahwa unsur-unsur
tersebut tidak dapat dibagi-bagi lagi dan diberi nama atom. Atom-atom
tersebut merupakan unsur-unsur terkecil yang membentuk realitas. Ukurannya
sangat kecil sehingga mata manusia tidak dapat melihatnya. Selain itu, atom
juga tidak memiliki kualitas, seperti panas atau manis. Atom-atom tersebut
berbeda satu dengan lainnya yaitu: bentuknya, urutannya, posisinya. Dengan
demikian, atom memiliki kuantitas saja, termasuk juga massa. Selain itu, atom
juga dipandang sebagai tidak dijadikan, tidak dapat dimusnahkan, dan tidak
berubah. Yang terjadi pada atom adalah gerak. Karena itu, Demokritus menyatakan
bahwa "prinsip dasar alam semesta adalah atom-atom dan kekosongan".
Jika ada ruang kosong, maka atom-atom itu dapat bergerak.
Dunia
dan seluruh realitas tercipta karena atom-atom yang berbeda bentuk saling
mengait satu sama lain. Atom-atom yang berkaitan itu kemudian mulai bergerak
berputar, dan makin lama makin banyak atom yang ikut bergerak. Kumpulan atom
yang lebih besar tinggal di pusat gerak tersebut sedangkan kumpulan atom yang
lebih halus dilontarkan ke ujungnya. Demikianlah dunia terbentuk.
Demokritos
berpandangan bahwa manusia juga terdiri dari atom-atom. Jiwa manusia
digambarkan sebagai atom-atom halus. Atom-atom ini digerakkan oleh
gambaran-gambaran kecil atas suatu benda yang disebut eidola. Dengan
demikian muncul kesan-kesan indrawi atas benda-benda tersebut.
Sebelumnya
telah dikatakan bahwa setiap benda, yang tersusun atas atom-atom, mengeluarkan
gambaran-gambaran kecil yang disebut eidola. Gambaran-gambaran inilah
yang masuk ke panca indra manusia dan disalurkan ke jiwa. Manusia dapat melihat
karena gambaran-gambaran kecil tersebut bersentuhan dengan atom-atom jiwa.
Proses semacam ini berlaku bagi semua jenis pengenalan indrawi lainnya. Menurut
Demokritos, kualitas-kualitas seperti pahit, warna dihasilkan adanya kontak
antara atom-atom tertentu dengan yang lain. Dengan demikian, Demokritos
menyimpulkan bahwa kualitas-kualitas itu hanya dirasakan oleh subyek dan bukan
keadaan benda yang sebenarnya. Karena itulah, Demokritos menyatakan bahwa
manusia tidak dapat mengenali hakikat sejati suatu benda. Yang dapat diamati
hanyalah gejala atau penampakan benda tersebut.
Menurut
Demokritos, nilai tertinggi di dalam hidup manusia adalah keadaan batin yang
sempurna (euthymia). Hal itu dapat dicapai bila manusia menyeimbangkan
semua faktor di dalam kehidupan: kesenangan dan kesusahan, kenikmatan dan
pantangan. Yang bertugas mengusahakan keseimbangan ini adalah rasio.
5.
PLATO (427 - 347 SM)
seorang filsuf dan matematikawan Yunani, dan pendiri dari akademi Platonik di Athena, sekolah tingkat tinggi pertama di dunia barat. Ia adalah murid Socrates sehingga pemikirannya banyak dipengaruhi oleh Socrates. Plato adalah guru dari aristoteles. Karyanya yang paling terkenal ialah Republik yang di dalamnya berisi uraian mengenai pandangannya pada keadaan "ideal". Adapun ciri-ciri karya-karya plato adalah sebagai berikut: bersifat Socratik yang selalu menampilkan kepribadian dan karangan Socrates, berbentuk dialog, adanya mite-mite. Plato menggunakan mite-mite untuk menjelaskan ajarannya yang abstrak.
Hasil pemikiran
Ø Idea-idea (Konsep)
Sumbangan Plato yang terpenting adalah pandangannya mengenai idea.
Pandangan Plato terhadap idea-idea dipengaruhi oleh pandangan Sokrates tentang
definisi. Idea yang dimaksud oleh Plato bukanlah idea yang dimaksud oleh orang modern.
Orang-orang modern berpendapat idea adalah gagasan atau tanggapan yang ada di
dalam pemikiran saja. Menurut Plato idea tidak diciptakan atau tidak tergantung
oleh pikiran manusia, melainkan pikiran manusia yang tergantung pada idea.
Idea adalah citra pokok dan perdana dari realitas, nonmaterial, abadi, dan
tidak berubah. Idea sudah ada dan berdiri sendiri di luar pemikiran kita.
Idea-idea ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Ø Dunia Indrawi
Dunia indrawi adalah dunia yang mencakup benda-benda jasmani yang
konkret, yang dapat dirasakan oleh panca indera kita. Dunia indrawi ini tiada
lain hanyalah refleksi atau bayangan daripada dunia ideal. Selalu
terjadi perubahan dalam dunia indrawi ini. Segala sesuatu yang terdapat dalam dunia jasmani ini fana,
dapat rusak, dan dapat mati.
Ø Karya Seni
Pandangan Plato tentang karya seni dipengaruhi oleh pandangannya
tentang ide. Sikapnya terhadap karya seni sangat jelas dalam bukunya Politeia
(Republik). Plato memandang negatif karya seni. Ia menilai karya seni sebagai mimesis
mimesos. Menurut Plato, karya seni hanyalah tiruan dari realita yang ada. Realita yang ada adalah tiruan (mimesis) dari yang asli. Yang asli
itu adalah yang terdapat dalam ide. Ide jauh lebih unggul, lebih baik, dan lebih indah daripada yang nyata
ini.
Ø Keindahan
Pemahaman Plato tentang keindahan dipengaruhi pemahamannya tentang dunia indrawi. Plato berpendapat bahwa keindahan yang sesungguhnya terletak pada
dunia ide. Ia berpendapat bahwa kesederhanaan adalah ciri khas dari keindahan,
baik dalam alam semesta maupun dalam karya seni. Namun, tetap saja, keindahan
yang ada di dalam alam semesta ini hanyalah keindahan semu dan merupakan keindahan pada tingkatan yang lebih rendah.
6.
ARISTOTELES
(384 – 322 SM)
Filsafat Aristoteles berkembang dalam tiga tahapan yang pertama
ketika dia masih belajar di Akademi Plato ketika gagasannya masih dekat dengan
gurunya tersebut, kemudian ketika dia mengungsi, dan terakhir pada waktu ia
memimpin Lyceum mencakup enam karya tulisnya yang membahas masalah logika, yang dianggap sebagai karya-karyanya yang paling penting, selain
kontribusinya di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran,
Ilmu Alam dan karya seni. Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan
mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis. Karyanya ini menggambarkan
kecenderungannya akan analisa kritis, dan pencarian terhadap hukum alam dan
keseimbangan pada alam.
Aristoteles menjelaskan bahwa materi itu mempunyai bentuk.
Pemikiran lainnya adalah semua benda bergerak menuju satu tujuan dan karena
benda tidak dapat bergerak dengan sendirinya maka harus ada penggerak dimana
penggerak itu harus mempunyai penggerak lainnya hingga tiba pada penggerak
pertama yang disebut tuhan. Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif yang dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentang logika
formal. Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula
pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir induktif. Pemikiran lain Aristoteles adalah silogisme yang dapat digunakan
dalam menarik kesimpulan yang baru yang tepat dari dua kebenaran yang telah
ada.
Ø Di bidang politik
Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan
dari bentuk demokrasi dan monarki. Karena luasnya lingkup karya-karya dari Aristoteles, maka
dapatlah ia dianggap berkontribusi dengan skala ensiklopedis, dimana
kontribusinya melingkupi bidang-bidang yang sangat beragam sekali seperti
Fisika, Astronomi, Biologi, Psikologi, Metafisika (misalnya studi tentang
prisip-prinsip awal mula dan ide-ide dasar tentang alam), logika formal, etika,
politik, dan bahkan teori retorika dan puisi.
Ø Di bidang seni dan sejarah
Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan
pengetahuan. Ia mengatakan bahwa pengetahuan dibangun atas dasar pengamatan dan
penglihatan. Menurut Aristoteles keindahan menyangkut keseimbangan ukuran yakni
ukuran material. Menurut Aristoteles sebuah karya seni adalah sebuah perwujudan
artistik yang merupakan hasil chatarsis disertai dengan estetika. Chatarsis adalah pengungkapan kumpulan
perasaan yang dicurahkan ke luar. Kumpulan perasaan itu disertai dorongan
normatif. Dorongan normatif yang dimaksud adalah dorongan yang akhirnya memberi
wujud khusus pada perasaan tersebut. Aristoteles juga mendefinisikan pengertian
sejarah yaitu Sejarah merupakan satu sistem yang meneliti suatu kejadian sejak
awal dan tersusun dalam bentuk kronologi atau peristiwa-peristiwa masa lalu
yang mempunyai catatan, rekod-rekod atau bukti-bukti yang konkrit.
v ABAD PERTENGAHAN
1. PLOTINUS ( 204-274 )
Permulaan
abad pertengahan mungkin dapat dikatakan dimulai sejak Plotinus. Karena
pengaruh agama Kristen kelihatannya sangat besar dan filsafatnya berwatak
spiritual. Secara umum ajaran plotinus di sebut Plotinisme atau neoplatonisme.
Jadi, ajaran plotinus tentulah berkaitan erat dengan ajaran Plato. Pengaruhya
jelas sangat besar, pengaruh itu ada pada teologi kristen juga pada renaissance.
Hasil Pemikiran
Ø Metafisika
Plotinus
Sistem
metafisika Plotinus ditandai dengan konsep transendens. Menurut
pendapatnya dalam pikiran terdapat tiga realitas : The One, The Mind, The Soul.
1.
The One ( Yang Esa ) adalah Tuhan dalam pandangan
philo, yaitu suatu realitas yang tidak mungkin dapat dipahani melalui metode
sains dan logika. Ia berada di luar eksistensi, diluar segala nilai. Jika
mencoba mendefinisikannya, maka kita akan gagal.
2.
The Mind ( Nous ) adalah gambaran tentang Yang Esa dan
di dalamnya mengandung ide-ide Plato. Ide-ide itu merupakan bentuk asli
objek-objek. Kandungan Nouns adalah benar-benar kesatuan. Untuk menghayatinya
kita harus melalui perenungan.
3.
The Soul ( psykhe ) merupakan arsitek dari semua fenomena
yang ada di alam, soul mengandung satu jiwa dunia dan banyak dunia kecil.
Ø Tentang
Ilmu
Ide
keilmuan tidak begitu maju pada Plotinus, ia menganggap sains lebih rendah dari
metafisika, metafisika lebih rendah dari pada keimanan. Surga lebih berarti
dari pada bumi, sebab surga itu tempat peristirahatan jiwa yang mulia.
Bintang-bintang adalah tempat tinggal dewa-dewa. Ia juga mengakui adanya
hantu-hantu ada diantara bumi dan bintang-bintang. Semua ini memperlihatkan
rendahnya mutu sains Plotinus.
Ø Tentang Jiwa
Menurut
Plotinus jiwa adalah kekuatan Ilahiah, jiwa merupakan sumber kekuatan. Alam
semesta berada di dalam jiwa dunia. Jiwa tidak dapat dibagi secara kuantitatif
karena jiwa itu adalah sesuatu yang satu tanpa dapat dibagi. Alam semesta ini
merupakan unit-unit yang juga tidak dapat dibagi. Jiwa setiap individu adalah
satu, itu diketahui dari kenyataan bahwa jiwa itu ada disetiap tempat di badan.
Bukan sebagian disana dan sebagian disini pada badan. Kita tidak dapat
mengatakan bahwa jiwa anda sama dengan jiwa saya, berarti jiwa hanya satu, jiwa
itu individual.
Ø Bersatu Dengan Tuhan
Tujuan
filsafat Plotinus ialah terciptanya kebersatuan dengan Tuhan. Caranya ialah
pertama-tama dengan mengenal alam melalui alat indra, dengan ini kita mengenal
keagungan Tuhan, kemudian kita menuju jiwa dunia, setelah itu menuju jiwa Ilahi.
2.
AUGUSTINUS
( 354 – 430 )
Hasil Pemikiran
Ø Tentang
Tuhan dan Manusia
Seluruh
ajaran Augustinus dapat dikatakan berpusat pada Tuhan. Kesimpulan ini diambil
karena ia mengatakan bahwa ia hanya ingin mengenal Tuhan dan Roh, tidak lebih
dari itu. Ia juga sependapat dengan Plotinus yang mengatakn bahwa Tuhan itu
diatas segala jenis. Sifat Tuhan yang paling penting ialah kekal, bijaksana,
maha kuasa, tidak terbatas, maha tahu, maha sempurna dan tidak dapat diubah.
Tuhan itu kuno tetapi selalu baru, Tuhan adalah suatu kebenaran yang abadi.
Ø Buku The City Of God
Buku ini
muncul disebabkan oleh adanya perampasan Roma oleh pasukan Alarik. Karya ini
dapat dibagi menjadi 2 bagian besar, bagian pertama membicarakan tanggung jawab
kristen terhadap perpecahan Romawi, sifat-sifat imperialistis, tidak pernahnya
Romawi memperhatikan masyarakat taklukannya dan membicarakan asal usul manusia,
dunia Tuhan dan dunia Setan.
Ø Peran Penting Augustinus
Augustinus
dianggap telah meletakan dasar-dasar pemikiran abad pertengahan, mengadaptasikan
platonisme ke dalam ide-ide kristen, memberikan formulasi sistematis tentang
filsafat kristen. Filsafat Augustinus merupakan sumber atau asal usul reformasi
yang dilakukan oleh protestan, khususnya pada Luther, Zwingli dan Calvin.
Kutukannya kepada seks, pujiannya kepada kehidupan petapa, pandangannya tentang
dosa asal, semuanya merupakan faktor yang memberikan kondisi untuk wujud
pandangan-pandangan Abad pertengahan. Paham teosentris Augustinus
menghasilkan suatu revolusi dalam pemikiran orang barat. Anggapannya yang
meremehkan pengetahuan duniawi, kebenciannya kepada teori-teori kealaman dan
imannya kepada Tuhan tetap merupakan bagian peradaban modern. Sejak zaman
Augustinus orang barat lebih memiliki
sifat instropektif dan dalam hubungannya dengan Tuhan menjadi penting dalam
filsafat.
3.
THOMAS
AQUINAS (1225-1274)
Karyanya
yang paling penting ialah Suma Contra Gentiles (1258-1264) dan Suma
Theologica (1266-1273) yaitu buku sintesis dari filsafat Aristoteles dan
ajaran Gereja Kristen.
Hasil
Pemikiran
Ø Tentang teologi
Ia
mengajukan lima dalil (argumen) untuk membuktikan bahwa eksistensi Tuhan
dapat diketahui dengan akal, yaitu sebagai berikut:
Pertama, “ argumen gerak “. Diangkat dari sifat alam yang selalu bergerak. Setiap yang bergerak
pasti digerakan oleh yang lain, sebab tidak mungkin suatu perubahan dari
potensialitas ke aktualitas bergerak tanpa ada penyebabnya, dari sini dapat
dibuktikan bahwa Tuhan itu ada.
Kedua, “ sebab yang
mencukupi (efficient cause)“. Sebab pasti
menghasilkan musabab. Itu berarti membuang sebab sama dengan membuang musabab,
oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Tuhanlah yang menjadi penyebab dari
semua musabab.
Ketiga, “ kemungkinan dan
keharusan (possibility and necessity) “
Keempat, “ memperhatikan
tingkatan yang terdapat pada alam ini “. Isi
alam ini masing-masing berkelebihan dan berkekurangan, misalnya ada yang indah,
lebih indah dan terindah. Dengan demikian sebab tertinggi menjadi sebab
tingkatan di bawahnya. Maha sempurna, Maha Benar adalah Tuhan sebagai tingkatan
tertinggi.
Kelima, “ keteraturan alam “. Kita mengetahui bahwa benda-benda itu diatur oleh sesuatu yang berakal
dan berpengetahuan dalam bertindak mencapai tujuannya, itulah Tuhan.
Ø Etika Aquinas
·
Dasar kebaikan adalah kemurahan hati yang
menurut Aquinas lebih dari kedermawanan atau belas kasihan.
·
Kehidupan petapa berperan kuat didalam
etikanya. Oleh karena itu ia setuju dengan pendapat St. Augustinus yang
mengajarkan bahwa kehidupan membujang lebih baik dari pada kawin.
·
Mengenai kebebasan kemauan ia menyatakan bahwa
manusia berada dalam kedudukan yang berbeda dari Tuhan. Tuhan selalu benar,
sedangkan manusia kadang salah.
Ø Teori politik Aquinas
·
Hukuman abadi yaitu suatu rencana (blue print)
yang mengatur penciptaan dan pengaturaan alam semesta. Esensi hukum ini tidak
dapat dipahami oleh manusia.
·
Hukum alam yaitu hukum yang menyebabkan semua
makhluk mendapatkan kesempurnaanya, mencari kebaikan dan menghindari kejahatan.
Juga menyediakan kehidupan bagi manusia dengan segala haknya seperti hak untuk
hidup di dalam masyarakat.
·
Hukum Tuhan yaitu hukum Kristen yang mempunyai
kedudukan hukum yang istimewa. Hukum ini dikenal melalui wahyu Tuhan yang
diberikan karena kemurahan-NYA.
·
Hukum manusia dibagi menjadi jus gentium dan jus
civile. Di dalam hukum manusia terdapat hukum alam dalam kasus-kasus tertentu.
Ø Tentang gereja
Di dalam filsafat
gereja, Aquinas mengatakan bahwa manusia tidak akan selamat tanpa perantara
gereja. Sakramen-sakramen gereja itu perlu dan mempunyai dua tujuan yaitu menyempurnakan
manusia dalam penyembahan kepada Tuhan, menjaga manusia dari dosa. Aquinas juga
mengatakan bahwa Baptis mengatur permulaan hidup, penyesalan untuk keperluan
pertumbuhan manusia dan sakramen maha kudus untuk menguatkan jiwa. Gereja
dipandangnya sebagai lembaga keselamatan yang tidak dapat berbuat salah dalam
ajarannya. Paus memiliki kuasa yang tertinggi dalam gereja.
v ABAD MODERN
1.
THOMAS
HOBBES (1588 - 1679)
Thomas
adalahseorang filsuf Inggris yang beraliran empirisme. Pandangannya yang terkenal adalah
konsep manusia dari sudut pandang empirisme-materialisme, serta pandangan
tentang hubungan manusia dengan sistem negara.
Selain dikenal sebagai filsuf, Hobbes juga terkenal sebagai ahli matematika dan sarjana klasik.
Hasil
Pemikiran
Inti pemikiran Hobbes berakar pada empirisme. Empirisme menyatakan
bahwa pengalaman adalah asal dari segala pengetahuan. Menurut Hobbes tentang
efek-efek atau akibat-akibat berupa fakta yang dapat diamati. Segala yang ada
ditentukan oleh sebab tertentu, yang mengikuti hukum ilmu pasti dan ilmu alam. Nyata adalah yang dapat diamati oleh indera manusia, dan
sama sekali tidak tergantung pada rasio manusia (bertentangan dengan rasionalisme).
Menurut Hobbes negara haruslah berkuasa mutlak dan ditakuti oleh semua rakyatnya, karena
hanya dengan cara inilah manusia dapat mengalami ketertiban dan kebahagiaan.
Hobbes berpendapat bahwa seluruh perilaku manusia ditentukan oleh kebutuhan
mempertahankan diri atau takut akan kehilangan nyawa. Dengan mengetahui hal tersebut, Hobbes
merasa mampu menjawab pertanyaan bagaimana manusia harus bersikap baik, yaitu
kuasailah rasa takut mati mereka. Bila
manusia diancam dan dibuat takut, ia akan dapat mengendalikan emosi dan
nafsunya sehingga kehidupan sosial dapat terjamin. Karena itu, negara haruslah menekan
rasa takut mati dari warga negaranya, supaya setiap orang berbuat baik.
Menurut Hobbes, manusia tidak
bersifat sosial. Manusia hanya
memiliki satu kecenderungan dalam dirinya yaitu keinginan mempertahankan diri.
Karena kecenderungan ini, manusia bersikap memusuhi dan mencurigai setiap
manusia lain: homo homini
lupus! (manusia adalah
serigala bagi sesamanya). Keadaan ini mendorong terjadinya
"perang semua melawan semua" (bellum omnium contra omnes). Inilah "keadaan alamiah"
saat belum terbentuknya negara. Akan
tetapi, jika terus-menerus terjadi perang semua melawan semua, tentu saja
eksistensi manusia juga terancam. Untuk itu, manusia mengadakan
sebuah perjanjian bersama untuk mendirikan negara yang mengharuskan mereka
untuk hidup dalam perdamaian dan ketertiban.
2.
JOHN
LOCKE (1632 - 1704)
John
Locke adalah seorang filsuf dari Inggris yang menjadi salah satu tokoh utama dari pendekatan empirisme. Selain itu, di dalam bidang filsafat politik, Locke juga dikenal sebagai filsuf negara liberal. Locke dipandang
sebagai figur terpenting di era dan menandai lahirnya era Modern dan era pasca-Descartes, karena pendekatan Descartes tidak menjadi satu-satunya pendekatan yang dominan di dalam
pendekatan filsafat waktu itu. Locke juga menekankan pentingnya pendekatan
empiris dan juga pentingnya eksperimen-eksperimen di dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan.
Salah satu pemikiran Locke yang paling berpengaruh di dalam sejarah
filsafat adalah mengenai proses manusia mendapatkan pengetahuan. Menurut Locke,
seluruh pengetahuan bersumber dari pengalaman manusia. Posisi ini adalah posisi
empirisme yang menolak pendapat kaum rasionalis yang mengatakan sumber pengetahuan manusia yang terutama berasal
dari rasio atau pikiran manusia. Meskipun demikian, rasio atau pikiran berperan
juga dalam proses manusia memperoleh pengetahuan. Dengan demikian, Locke
berpendapat bahwa sebelum seorang manusia mengalami sesuatu, pikiran atau rasio
manusia itu belum berfungsi atau masih kosong. Situasi tersebut diibaratkan
Locke seperti sebuah kertas putih yang kemudian mendapatkan isinya dari
pengalaman manusia itu. Rasio manusia hanya berfungsi untuk mengolah
pengalaman-pengalaman manusia menjadi pengetahuan sehingga sumber utama
pengetahuan menurut Locke adalah pengalaman.
Pandangan Locke tentang negara dijelaskan dalam pandangannya dalam
menganalisis tahap-tahap perkembangan masyarakat. Locke membagi perkembangan
masyarakat menjadi tiga, yakni keadaan alamiah, keadaan perang dan negara.
Dalam sistem negara perlu dibangun pembatasan kekuasaan negara, dan bentuk
pembatasan kekuasaan tersebut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
membentuk konstitusi (Undang-Undang Dasar) yang ditentukan oleh Parlemen berdasarkan prinsip mayoritas dan adanya pembagian kekuasaan dalam
tiga unsur: legistlatif, eksekutif, dan federatif. Pandangan Locke lain yang
penting dan masih berhubungan dengan konsep negara adalah mengenai hubungan
antara agama dan negara. Locke menyatakan bahwa perlu ada pemisahan tegas
antara urusan agama dan urusan negara sebab tujuan masing-masing sudah berbeda.
Pandangan Locke mengenai agama bersifat deistik. Ia menganggap
agama Kristen adalah agama yang paling masuk akal dibandingkan agama-agama
lain, karena ajaran-ajaran Kristen dapat dibuktikan oleh akal manusia.
Pengertian tentang allah juga disusun oleh pembuktian-pembuktian. Locke berangkat dari
kenyataan bahwa manusia adalah makhluk berakal budi, sehingga pastilah
disebabkan karena adanya 'Tokoh Pencipta' yang mutlak dan maha kuasa, yaitu
Allah. Ia meyakini bahwa Alkitab ditulis oleh ilham Ilahi dan wahyu Ilahi harus
diuji oleh rasio manusia.
3.
KARL
MARX (1818 – 1883)
Aliran
Karl Marx adalah Marxisme, Komunisme, Sosialisme, Materialisme. Marx terkenal dengan analisisnya terhadap sejarah, terutama mengenai pertentangan kelas. Karl Marx merefleksikan
pandangan hidupnya yaitu prinsip-prinsip demokrasi, humanisme dan idealisme
dalam koran radikal-liberal. Marx percaya bahwa kapitalisme yang ada akan digantikan dengan komunisme. Marx sering dijuluki
sebagai bapak dari komunisme yang berasal dari kaum terpelajar dan politikus.
Materialisme Historis merupakan istilah pada asumsi-asumsi dasar
mengenai teorinya dimana penekanan Marx adalah pada kebutuhan materil dan
perjuangan kelas sebagai akibat dari usaha-usaha memenuhi kebutuhan. Menurut
pandangan ini, ide-ide dan kesadaran manusia tidak lain daripada refleksi yang
salah tentang kondisi-kondisi materil. Perhatian ini dipusatkan Marx sebagai
uasaha Marx untuk meningkatkan revolusi sosialis sehingga kaum proletariat
dapat menikmati sebagian besar kelimpahan materil yang dihasilkan oleh industrialisme.
Penekanan materialistis ini berpusat pada perubahan-perubahan cara atau
teknik-teknik produksi materil sebagai sumber utama perubahan sosial budaya.
Dalam The
German Ideology Marx menunjukkan bahwa manusia menciptakan
sejarahnya sendiri selama mereka berjuang menghadapi lingkungan materilnya dan
terlibat dalam hubungan-hubungan sosial yang terbatas dalam proses-proses ini.
Tetapi kemampuan manusia untuk membuat sejarahnya sendiri, dibatasi oleh
keadaan lingkungan materil dan sosial yang sudah ada.
Pertanyaan:
Dalam filsafat barat yang dimulai
dari abad yunani kuno, abad pertengahan, abad modern dan abad kontemporer
banyak para filsuf yang masih mencari bukti tentang tuhan. Bukankah itu
merupakan ketidakpercayaan terhadap adanya tuhan? Sedangkan menurut saya Tuhan
harus diyakini bukan dicari atau dibuktikan keberadaannya. Lalu bagaimana menurut
pandangan bapak terhadap para filsuf tersebut?
Dikatakan dalam perkuliahan bahwa
jika terdapat manusia yang hanya menggunakan pemikirannya saja tidak diimbangi
dengan hati maka dapat dikatakan sebagai mayat berjalan. Apakah para filsuf
yang hanya menggunakan pemikirannya saja bisa dikatakan sebagai mayat berjalan
juga?
DAFTAR PUSTAKA
Sadullah,
Prof. Uyoh. 2010. Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfa Beta.
Sumantri,
Jujun S Surias. 2003. Filsafat Ilmu. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
27 September
2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat#Munculnya_Filsafat
27 September
2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Thales
27 September
2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Pythagoras
27 September
2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Sokrates
27 September
2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Plato
27 September
2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Aristoteles
27 September
2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Thomas_Aquino
27 September
2012. http://id.wikipedia.org/wiki/John_Locke
27 September
2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Immanuel_Kant
27 September
2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Karl_Marx